Well, ini salah satu bukti kalau Indonesia bener-bener kaya.. makanya nyuruh orang-orang dateng ke Indonesia untuk tau kalo Indonesia itu banyak banget budayanya!
Nah kali ini, kita akan ngebahas salah satu daerah yang ada di Indonesia. Mari kita terbang ke propinsi yang berada paling ujung barat di Indonesia.. Yaaa.. selamat datang di Nanggroe Aceh Darussalam!!
Nanggroe Aceh Darusallam ini merupakan provinsi di Indonesia yang paling unik. Selain berada di titik paling ujung barat Indonesia, NAD ini diapit oleh Samudra Hindia dan Selat Malaka. Jadi letaknya itu sangat strategis banget. Bias dibilang sebagai batas (pintu) keluar masuknya Indonesia.
Selain lokasinya yang ‘unik’ penduduk NAD juga beraneka ragam. Mulai dari campuran ras Arab, Cina, Eropa, India, dan suku-suku asli Aceh. Ada 8 sub etnis, yaitu Aceh, Alas, Aneuk Jamee, Gayo, Kluet, Simeulu, Singkil, dan Tamiang. Kedelapan subetnis tersebut mempunyai sejarah asal-usul dan budaya yang sangat berbeda antara satu dengan yang lain. Misalnya, menurut sejarahnya, sub etnis Aneuk Jamee merupakan pendatang yang berasal dari Sumatera Barat (etnis Minangkabau) sehingga budaya subetnis Aneuk Jamee mempunyai kemiripan dengan budaya etnis Minangkabau.
Eh, nggak cuman itu aja, NAD juga kaya akan sumber alam lo. Seperti minyak bumi dan gas alam. Terus alamnya bener-bener spektakuler banget! Di NAD ini, ada pegunungan Bukit Barisan, terus ada (gunung) Puncak Geureudong, Peuet Sgo, Bumi Telong, Leuser, Seulawah Agam, dan banyak lagi yang ngebikin NAD ini bener-bener adem! Hehehe..
Penduduk NAD yang mayoritas muslim (98%) membuat propinsi ini dikenal sebagai “Mekkah” nya Indonesia. Itulah kenapa NAD sendiri punya nama lain “Serambi Mekkah”, yaa.. mirip-mirip dikit ama kota khasnya umat muslim itu. Meskipun begitu, NAD ini juga mempunyai tingkat toleransi antar umat beragama yang cukup harmonis lo..
rumoh, rumah khas Aceh.
Mungkin karena mayoritas nya muslim, jadi ini kebawa juga dengan budayanya, terutama tari-tariannya. Sadar atau tidak, most of tarian Aceh ini dibawakan secara beramai-ramai!!! Hayo, coba sebutin tarian Aceh yang dibawakan sendiri? Nggak ada kan? *atau nyaris nggak ada?*. Apa orang Aceh nggak bias menari sendiri? Bukan sih, orang Aceh itu sebenarnya punya keberanian individu yang kuat (Pram).
Jadi mengapa harus beramai-ramai? Ini semua berhubungan dengan konsep Islam yang bener-bener kental di NAD. Segala sesuatu harus ada ‘pemimpinnya’ supaya teratur. Sama seperti dalam Islam, ada yang disebut dengan Imam dan Jamaah. Imam perlu jamaah, dan jamaah tidak bias jalan tanpa imam. Konsep inilah yang menjadi sumber inspirasi beberapa tarian di Aceh, misalnya Likok Pulok, Saman, Seudati, dan lainnya. That’s why, kenapa kalau menari aceh harus beramai-ramai.
Jadi pengen bahas tarian Aceh nih. Tari Saman, yang sering disebut dengan tarian seribu tangan, karena tarian ini mengandalkan gerak tangan dan dilakukan secara beramai-ramai. Biasanya 10 orang termasuk pemimpinnya yang lazim disebut Syiekh. Sesuai dengan fungsinya, Syiekh disini memimpin dan kelompok penari yang biasanya pria melakukan gerakan-gerakan tersebut (tapi cewek juga gapapa, asal nggak nyampur). Tarian ini menggunakan 2 unsur dasar dalam gerakannya yaitu tepuk tangan dan tepuk dada (makanya mostly cowok, hehe). Unik lo, soalnya dimana Syiekhnya sedang ‘dakwah’, penari-penarinya goyang-goyang dengan gerakan-gerakan dinamis dan kompak!
Jangan anggap remeh! Justru karena tari saman ini dilakukan oleh banyak orang, jadi kerja sama dan konsentrasi menjadi satu hal yang sangat penting. Keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah wajib hukumnya. Setiap penari yang ikutan tari ini kudu punya konsentrasi yang tinggi dan serius agar dapat menari dengan sempurna.
ini efek setelah gue (cung2) belajar tari saman..susah loo..
Gue pernah mencoba tarian ini, gara-gara Paduan suara sih. YA TUHAN.. susah banget ternyata menari Saman, saudara-saudara. Gerakannya kudu kompak banget, dan konsentrasi tinggi. Udah gitu, karena posisi duduknya bersimpuh, alhasil lutut saya jadi bergeser setelah menari itu.. hikss..
cerita selengkapnya ada di SINI
Nyanyian para penari menambah kedinamisan dari tarian saman. Dimana cara menyanyikan lagu-lagu dalam tari saman dibagi dalam 5 macam :
1. Rengum, yaitu auman yang diawali oleh pengangkat.
2. Dering, yaitu regnum yang segera diikuti oleh semua penari.
3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari.
4. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak
5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.
(www.wikipedia.org)
well, tarian ini juga sedikit ada unsur ‘mistis’ nya. Tiap penari sangat rentan terhadap ‘bisikan setan’. Ya balik lagi, karena dasarnya agama, makanya semuanya juga harus konsentrasi bukan hanya ama tariannya, tapi sama hatinya juga. Kalo hatinya udah ga bener, dia bakalan susah menari.. kalo ada satu orang yang gagal, maka overall taripun akan BUYAR!!
Sebenarnya tarian aceh masih banyak lagi, tapi hamper semuanya memiliki suatu kemiripan: dipimpin dan banyak orang. Ini bener-bener merepresentasikan NAD sendiri yang budaya Islamnya sangat kental, dan ini menjadi salah satu budaya yang sangat unik bagi Indonesia sendiri..
So, NAD, janganlah memisahkan diri dari Indonesia.. :(
source:
http://id.wikipedia.org/wiki/Nanggroe_Aceh_Darussalam
http://www.nad.go.id
http://www.acehinstitute.org/oase_saiful_mahdi_090207_tari_saman.htm http://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Saman